RACUN DAN CANDU ITU BERNAMA GULA
Gula adalah racun baru. Siapapun yang mendengar kata ini
tentu terkejut atau bahkan mencibir. “Gula kok racun. Gila, apa yang bicara!”
Tapi mungkin akan menjadi hal yang berbeda jika yang berkata
adalah seorang Profesor Epidemiologi Klinis dari universitas Liverpool,
Inggris. Simon Capewell namanya. Simon mengatakan bahwa gula tidak ubahnya
sebuah racun yang lebih jahat dari tembakau dan lebih candu dari opium.
Karena itu, saat ini di Eropa dan Amerika, badan pengawas
makanan telah memerintahkan kepada industri makanan dan minuman untuk
mengurangi kadar gula pada setiap produknya sebesar 30%. Pengurangan ini,
menurut para peneliti dari ke dua negara bisa menekan asupan kalori setiap
orang sebesar 100 kalori. Bahkan para
peneliti juga meminta perusahaan untuk menghentikan iklan minuman manis dan
makanan ringan bagi anak-anak. “Gula adalah 'alkohol’ bagi anak-anak,” kata
para peneliti yang tergabung dalam kampanye anti gula.
"Produk minuman manis dan makanan manis ada di
mana-mana. Inilah makanan sampah yang sesungguhnya, tidak ada nutrisi, hanya
tepung, penambah rasa, dan gula. Orang tua dan anak-anak dibuat ‘percaya’ sehingga
tidak memiliki kecurigaan kepada produsen yang memikirkan keuntungan tanpa
berpikir pada dampak kesehatan. Akibatnya, obesitas akan menjadi epidemi dan
beban masyarakat,” kata Simon Capewell.
Kini, satu dari empat orang dewasa Inggris mengalami
obesitas dan angka ini meningkat pada tahun 2050 dengan jumlah peningkatan
sebesar 60% pada perempuan, 50% pada pria, dan 25% pada anak-anak.
Yoni Freedhoff, seorang asisten profesor Kedokteran di
Universitas Ottawa, Kanada mengatakan, " Gula telah masuk ke setiap
makanan dan minuman yang kita konsumsi tanpa hambatan apapun. Masalah gula
menjadi lebih buruk ketika orang tua menjadikan gula sebagai hadiah untuk
menyenangkan, menghibur, dan atau menenangkan anak. “
Gula manis yang tidak manis
Gula sangat dibutuhkan oleh tubuh dan tidak semua gula
merusak. Gula yang terdapat dalam sayur, buah dan daging tidak merusak dan
sangat mudah diurai oleh tubuh tanpa sisa. Namun ada bentuk lain dari gula yang
diproduksi secara kimia (gula pasir, gula batu, atau pemanis buatan). Gula kimi
ini memili efek buruk pada tubuh karena tidak bisa terurai. Jenis gula inilah
yang digunakan oleh produsen makanan dan minuman karena harganya relatif murah
dan bisa diproduksi secara kimia. Gula kimia ini menghambat pencernaan,
menyebabkan ketidakseimbangan kimia, dan menghilangkan vitamin serta mineral
dalam tubuh.
Dr Robert Lustig, Profesor dari Divisi
Endokrinologi di Universitas California,
Amerika, adalah pelopor dalam decoding metabolisme gula.
Karyanya telah menyoroti beberapa perbedaan besar dalam bagaimana gula yang
berbeda dipecah dan digunakan oleh tubuh manusia. Menurut Robert, gula kimia yang tidak terbakar habis oleh
tubuh akan menjadi lemak dalam tubuh (VLDL dan trigliserida) sedangkan satu-satunya organ tubuh yang bisa mengolah gula
kimia yang tidak terbakar adalah hati dan itupan dalam kapasitas yang sedikit. Maka
jika dalam tubuh terdapat banyak gula kimia maka hati akan bekerja lebih berat
dan akan mengabaikan pekerjaan utamanya.
salam sehat
salam sehat