Minggu, 31 Agustus 2014

RACUN DAN CANDU ITU BERNAMA GULA



RACUN DAN CANDU ITU BERNAMA GULA

Gula adalah racun baru. Siapapun yang mendengar kata ini tentu terkejut atau bahkan mencibir. “Gula kok racun. Gila, apa yang bicara!”
Tapi mungkin akan menjadi hal yang berbeda jika yang berkata adalah seorang Profesor Epidemiologi Klinis dari universitas Liverpool, Inggris. Simon Capewell namanya. Simon mengatakan bahwa gula tidak ubahnya sebuah racun yang lebih jahat dari tembakau dan lebih candu dari opium.
Karena itu, saat ini di Eropa dan Amerika, badan pengawas makanan telah memerintahkan kepada industri makanan dan minuman untuk mengurangi kadar gula pada setiap produknya sebesar 30%. Pengurangan ini, menurut para peneliti dari ke dua negara bisa menekan asupan kalori setiap orang sebesar 100 kalori.  Bahkan para peneliti juga meminta perusahaan untuk menghentikan iklan minuman manis dan makanan ringan bagi anak-anak. “Gula adalah 'alkohol’ bagi anak-anak,” kata para peneliti yang tergabung dalam kampanye anti gula.
"Produk minuman manis dan makanan manis ada di mana-mana. Inilah makanan sampah yang sesungguhnya, tidak ada nutrisi, hanya tepung, penambah rasa, dan gula. Orang tua dan anak-anak dibuat ‘percaya’ sehingga tidak memiliki kecurigaan kepada produsen yang memikirkan keuntungan tanpa berpikir pada dampak kesehatan. Akibatnya, obesitas akan menjadi epidemi dan beban masyarakat,” kata Simon Capewell.
Kini, satu dari empat orang dewasa Inggris mengalami obesitas dan angka ini meningkat pada tahun 2050 dengan jumlah peningkatan sebesar 60% pada perempuan, 50% pada pria, dan 25% pada anak-anak.
Yoni Freedhoff, seorang asisten profesor Kedokteran di Universitas Ottawa, Kanada mengatakan, " Gula telah masuk ke setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi tanpa hambatan apapun. Masalah gula menjadi lebih buruk ketika orang tua menjadikan gula sebagai hadiah untuk menyenangkan, menghibur, dan atau menenangkan anak. “

Gula manis yang tidak manis

Gula sangat dibutuhkan oleh tubuh dan tidak semua gula merusak. Gula yang terdapat dalam sayur, buah dan daging tidak merusak dan sangat mudah diurai oleh tubuh tanpa sisa. Namun ada bentuk lain dari gula yang diproduksi secara kimia (gula pasir, gula batu, atau pemanis buatan). Gula kimi ini memili efek buruk pada tubuh karena tidak bisa terurai. Jenis gula inilah yang digunakan oleh produsen makanan dan minuman karena harganya relatif murah dan bisa diproduksi secara kimia. Gula kimia ini menghambat pencernaan, menyebabkan ketidakseimbangan kimia, dan menghilangkan vitamin serta mineral dalam tubuh.
Dr Robert Lustig, Profesor dari Divisi Endokrinologi di Universitas California, Amerika, adalah pelopor dalam decoding metabolisme gula. Karyanya telah menyoroti beberapa perbedaan besar dalam bagaimana gula yang berbeda dipecah dan digunakan oleh tubuh manusia. Menurut Robert, gula kimia yang tidak terbakar habis oleh tubuh akan menjadi lemak dalam tubuh (VLDL dan trigliserida) sedangkan satu-satunya organ tubuh yang bisa mengolah gula kimia yang tidak terbakar adalah hati dan itupan dalam kapasitas yang sedikit. Maka jika dalam tubuh terdapat banyak gula kimia maka hati akan bekerja lebih berat dan akan mengabaikan pekerjaan utamanya. 

salam sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar