Sabtu, 10 September 2016

Ingin Sehat, Jangan Salah Pilih Menu Sushi


Untuk membuat diri Anda sehat? Gampang! Pergilah ke restoran Jepang dan pesanlah sushi atau sashimi. Diantara keduanya sushi yang paling sehat karena banyak mengandung omega-3, mineral, dan karbohidrat. Dengan istilah lain sushi adalah santapan yang cukup gizi. Akan tetapi, nah penasaran kan kalau ada tapinya?

Walaupun sushi sangat populer dikalangan selibriti atau orang-orang yang sadar kesehatan tapi bisa saja ikan yang terkandung di dalamnya tercemar merkuri atau parasit. Nah lho.  Atau jika sushi disajikan dengan sauces yang penuh dengan kalori dan lemak (campuran keju dan susu) justru akan menghancurkan menu sehat Anda. Maka bijaklah dalam memilih dan memesan sushi.

Beras Merah
Yang pasti ada dalam sushi adalah beras. Beras merah mungkin menyempal dari tradisi aslinya, namun sangat baik untuk kesehatan. Beras merah bisa menurunkan kolesterol selain itu beras merah juga mengandung zat besi, Vitamin B1, B3, dan magnesium yang sebenarnya ada juga di beras putih namun saat proses memasak  zat dan vitamin itu menghilang. 

Nori
Lapisan yang membungkus sushi  disebut Nori yang terbuat dari rumput laut. Nori mengandung vitamin dan mineral termasuk yodium; seng; kalsium, vitamin A, E, C, dan K; serat, dan protein.

Wasabi
Rasanya memang sensasional karena pedasnya menusuk hidung dan membuat kepala kesemutan. Tapi jangan salah mengkonsumsinya akan membuat Anda terhindar dari keracunan  makanan karena wasabi memiliki sifat antimikroba. Pasta Jepang berwarna hijau muda ini juga bermanfaat untuk mencegah pembekuan trombosit, mengobati asma dan sangat bermanfaat jika gigi Anda berlubang. Jadi saat makan sushi  wajib hukumnya untuk menikmatinya sensasi wasabi

Jahe
Bumbu dapur yang disajikan dalam bentuk acar ini juga wajib untuk dimakan. Seperti yang kita ketahui bahwa jahe merupakan juaranya antioksidan. Fungsi sebenarnya adalah untuk membersihkan langit-langit mulut setelah kita menyantap sushi. Bahkan ilmuwan Jepang telah membuktikan bahwa jahe bisa mengontrol pembekuan darah persis seperti fungsi aspirin.

Ikan
Hampir semua jenis ikan mentah yang ditawarkan bisa Anda makan. Namun ketika memilih makarel, tuna, dan salmon itu adalah pilihan sehat  yang terbaik. Selain omega tiga dan vitamin D, yang bisa didapatkan dari mengkonsumsi ikan-ikan tersebut adalah jumlah  kalorinya yang  cukup kecil, antara 100-40 kalori.  

Ikan yang tidak disarankan adalah jenis bluefin tuna karena diperkirakan banyak mengandung merkuri, selain itu karena merupakan menu sushi favorit maka tuna sirip biru juga makain langka.

Menu sushi yang sebaiknya dihindari karena tidak sehat adalah tobiko sushi karena terbuat dari telur. Di dalam telur terdapat kandungan kolesterol yang sangat tinggi. Tempura juga sebaiknya dihindari. Karena apapun masakannya jika digoreng akan meningkatkan kandungan lemak dan kalorinya.

Hal terakhir yang harus ditinggalkan saat menikmati sushi adalah kecap. Walaupun terbuat dari kedelai namun tidak memiliki kandungan isoflavon, vitamin dan mineral. Yang tersinya dari kecap adalah natrium. Satu sendok makan kecap memiliki 1.006 miligram sodium - hampir setengah dari nilai harian yang direkomendasikan.

Mengkonsumsi makanan sehat memang penting untuk memanjakan tubuh. Tapi menyantap sushi dengan perpaduan sauce ala barat atau ala Indonesia sepertinya bukan pilihan yang sehat.


(fxfelly)

Rabu, 07 September 2016

Resiko Kesehatan Perempuan Di Atas 40 Tahun


Jika Anda perempuan dan berharap terhindar dari penyebab utama kematian setelah berusia 40 ke atas, seperti kanker, serangan jantung, stroke, alzheimer, penyakit pernapasan, dan diabetes.

Pertama, mulailah dengan mengetahui resiko kesehatan perempuan di atas 40 tahun, bahwa setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh perempuan usia pertengahan dan seterusnya bisa dikategorikan sebagai pembunuh utama.

Kedua, lakukan perubahan sekarang juga, khususnya jika Anda mengalami beberapa masalah seperti di bawah ini.

Diet

You are what you eat. Sayangnya, kebanyakan perempuan tidak mengkonsumsi makanan dengan ‘benar’. Sementara itu diet yang tidak seimbang malah menjadi bumerang untuk menjadi obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, anoreksia, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.

Yang kadang membuat merinding adalah banyak perempuan yang mengecualikan kandungan gizi dalam makanan demi tujuan pembatasan kalori dan lemak. Sementara itu sisanya, yang tidak terobsesi dengan gaya hidup ‘kurus’, mengkonsumsi makanan tanpa kontrol

Dan menurut Pusat Nasional untuk Statistik Kesehatan, lebih dari 60 persen perempuan Amerika kelebihan berat badan, lebih dari sepertiganya mengalami obesitas.

Diet sehat yang tidak sama dengan anti nutrisi dan kalori. Diet yang sehat tidak memerlukan banyak perencanaan untuk membantu Anda menstabilkan berat badan. Mengkonsumsi nabati yang berujud biji-bijian, buah-buahan dan sayuran utuh, minyak sehat, dan ikan  bisa digunakan sebagai pengontrol berat badan. Berat badan yang ideal akan menjauhkan perempuan dari  sindrom metabolik.

Tingkat stres
Kebanyakan perempuan melakukan pengasuhan intensif di atas 40 tahun. Merawat anak, suami, dan kalau pun ada bonus, merawat orang tua. Dengan semakin minimnya waktu untuk dirinya sendiri, perempuan rentan terhadap ’sindrom pengasuhan’. Terkait dengan hal tersebut maka tentu saja kesehatan mereka akan terganggu dan obesitas, diabetes, penyakit jantung, kolesterol tinggi, demensia, akan mengintip hari-harinya.

Badan Kesehatan Amerika menyatakan bahwa Lebih dari 70 persen perawat keluarga memiliki tanda-tanda depresi. I Fen Lin, seorang sosiolog di Bowling Green State University menyatakan bahwa kecenderungan tersebut dimiliki oleh perempuan karena dalam mengasuh perempuan selalu menggunakan perasaannya, melibatkan emosinya, sehingga tidak bisa menemukan pemecahan masalahnya.

Dan masih menurut penelitian Fen Lin, merawat suami merupakan beban stres tertinggi. Sementara itu menurut survei Yayasan Psikologi Amerika tahun2012, perempuan mengelola stressnya dengan merokok, pesta, alkohol, dan makan berlebihan.

Tidur
Perempuan memiliki kecenderungan untuk lebih sulit tidur dibandingkan pria. Dan secara keseluruhan, banyak perempuan mengalami gangguan tidur, hal tersebut disampaikan oleh National Sleep Foundation, Amerika.

Banyak perempuan yang menderita insomnia atau gangguan tidur akibat perubahan hormon menjelang menopause. Sleep apnea, yang lebih sering terjadi pada pria, mulai meningkat pada wanita setelah berada di usia 40 dan akan mempengaruhi satu dari empat wanita di usia 65.

Perempuan  yang kurang peduli pada waktu tidur, atau yang tidak mengobati masalah tidurnya maka akan melipatgandakan risiko penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.


(fxfelly